Udara panas dua hari belakangan menerpa Kota Denpasar, Bali, dengan suhu udara sudah mencapai 34 derajat Celcius. Kondisi serupa juga terjadi di pantai Kuta, tempat favorit para turis asing menghabiskan waktunya. Udara panas nyaris mendekati angka 35 derajat Celcius.
Akibat panas yang menyengat, wisatawan asing yang biasanya berjemur dengan tidur di atas hamparan pasir kini lebih memilih untuk berjemur di atas dipan sambil merebahkan tubuhnya. Dipan untuk berjemur ini juga dilengkapi payung agar panas matahari tidak langsung menyengat tubuh mereka.
Tingginya suhu udara di Bali diakui petugas Kantor Badan Metereologi dan Geofisika Denpasar. Tingginya tempertatur udara seperti ini jarang terjadi di Bali, karena biasanya suhu udara hanya berkisar antara 30 hingga 31 derajat Celcius.
Akibat panas yang menyengat, wisatawan asing yang biasanya berjemur dengan tidur di atas hamparan pasir kini lebih memilih untuk berjemur di atas dipan sambil merebahkan tubuhnya. Dipan untuk berjemur ini juga dilengkapi payung agar panas matahari tidak langsung menyengat tubuh mereka.
Tingginya suhu udara di Bali diakui petugas Kantor Badan Metereologi dan Geofisika Denpasar. Tingginya tempertatur udara seperti ini jarang terjadi di Bali, karena biasanya suhu udara hanya berkisar antara 30 hingga 31 derajat Celcius.
Liputan6.com
Memang benar, saya sebagai orang yang tinggal di Bali pun sangat merasakan dampaknya. Setiap hari baik itu malam, maupun siang udaranya terkesan panasnya tidak biasa, tidur tidak enak, melakukan aktifitaspun sering berkeringat berlebih. Bukan bagaimana, tapi inilah salah satu dampak dari pemanasan global. Sebenarnya saya heran, apa sih makna dari KTT climate changes itu? apa hanya untuk formalitas bahwa kita itu sadar kalau dunia itu sudah berubah?(maksudnya semakin panas). Apa juga hanya membuat sebuah perjanjian yang tidak ada realisasinya, paling-pling kalau menurut saya satu keuntungannya nama Bali semakin terkenal di dunia. Di sana kan dideklarasikan untuk negara-negara penyumbang emisi karbon untuk mengurangi, dan negara pada iklim tropis disuruh untuk menjaga hutannya.Tidak bisa demikian! saya tegaskan bisa! itu buktinya sekarang di BALI sudah semakin panas, padahal kita tahu sendiri Bali itu sendiri telah mnyumbang konsep Nyepi atau world silent day untuk bumi ini, tapi negara-negara lain seenaknya terus memproduksi gas dan karbon! Sebaiknya tidak usah di adakan event seperti ini, yang perlu cuma kesadaran untuk menjaga bumi. Toh juga sama saja tidak menyelesaikan apa-apa..mnurut anda bagimana??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar